Temperatur diesel yang panas adalah hal yang biasa, namun menjadi tidak biasa manakala temperaturnya menjadi sangat panas. Diesel engine memiliki temperatur memiliki temperatur yang cukup panas, exhaust gas yang dihasilkan mencapai suhu kisaran 500 degC. Namun bagaimanapun juga, diesel memiliki batasan temperatur untuk membuatnya bekerja secara optimal. Cukup banyak kejadian yang mengisahkan bagiamana diesel mengalami panas yang berlebihan ( overheating ) saat beroperasi, padahal engine tersebut memilikihasil yang baik saat dilakukan dyno test, Why ? so many reasonfor it.
Marine operation
Sampai detik ini, diesel masih menjadi favorit sebagai motor utama penggerak kapal. Efisiensinya yang tinggi menjadi hal terbaik diantara engine – engine yang lain. Sebagai penggerak utama kapal, marine diesel engine diinstal dalam kondisi kamar mesin kapal yang cukup sempit dengan suhu yang panas. Kondisi ini membuat marine engine memiliki sistem pendingin yang memanfaatkan air laut sebagi media penukar panas. Penukar panas yang mengandalkan air laut sebagai media penukarnya banyak diaplikasikan di kapal. Untuk menjadikan sistem ini bekerja optimal, perencanaan pipa serta keterjaminan aliran air laut yang melewati penukar panas menjadihal yang kritis. Coolant yang terdapat dalam engine akan memindahkan panas pada saat melalui penukar panas. Panas tersebut akan dipindahkan ke air laut yang melewati pipa – pipa penukar panas, sehingga temperatur coolant yang bersirkulasi dalam engine akan turun. Kemampuan sistem pendingin dalam mengontrol temperatur engine sangat menentukan kinerja engine. Temperatur coolant yang terlalu tinggi membuatnya tidak mampu menurunkan suhu engine sesuai dengan temperatur optimalnya untuk beroperasi.
Overheating Sering terjadi debat kusir antara engine manufacturer dengan user, dimana hasil dyno test menjadi dasar debat tersebut. Dyno test dilakukan dalam kondisi lingkungan yang ideal, maka dariengine akan bekerja dengan optimum. Hasil dyno test akan sedikit banyak berubah ketika engine diinstal, kondisi lingkungan operasi yang tidak se-ideal kondisi lingkangn shop sedikit banyak mempengaruhi performa engine. OverheatingI menjadi salah satu faktor engine yang disorot, saat engine mengalami hal ini maka dapat dipastikan peforma engine tidak akan mencapai optimal. Dalam marine operation khususnya untuk engine yang digunakan sebagai penggerak utama kapal, overheating memiliki banyak faktor penyebab, antara lain :
• Cooling system
Paling pertama yang mencuri perhatian adalah sistem pendingin, seperti kita ketahui bahwa sistem pendingin marine engine sebagai penggerak utamakapal bergantung pada sistem pendingin air lautnya. Apabila aliran air laut ke penukar panas tidak lancar, bisa dipastikan panas yang dibawa coolant tidak bisa dibuang dengan baik karena media yang menjadi perpindahanpanasnya tidak tersedia dengan cukup. Dengan begitu coolant tidak bisa menurunkan suhu engine. Untuk memastikan ketersediaan air laut sebagai media pendingin, pompa harus dipastikan bekerja sesuai dengankapasiatasnya, tidak terdapat hambatan sepanjang pipa. Hambatan yang terdapat dalam sistem pendingin air laut terkadang merupakan kelalaian –kelalain, seperti majun yang tertinggal saat melakukan servis.
• Heat exchannger
Sistem pendingin tidak terlepas dari kinerja penukar panas, kerakyang timbul pada permukaan pipa – pipanya membuatnya kehilangan kemampuan untuk menghantarkan panas. Perlu diperiksa apakah penukar panas yang ada sudah dibersihkan dengan benar. Penukar panas yang tidak mampu bekerja secara optimal membuat temperatur coolant tidak cukup rendah untuk untuk menurunkansuhu engine.
• Air circulating system
Sirkulasi udara dalam kamar mesin harus menjamin kecukupan udara bagi engine untuk melakukan pembakaran. Desain air system yang baik harus mampu menjaga suhu kamar mesin maksimal 9 deg C dari ambient temperature yang diukur dari temperatur suhu udara di sekitar kapal. Maksimumsuhu udara kamar mesin yang memungkinkan engine bekerja secara maksimum adalah 49 Deg C. Suhu yang panas membuat udara dalam kamar mesin menjadi tipis dan renggang. Udara yang renggang ini dihisap oleh engine untuk digunakan dalam proses pembakaran. Dalam proses ini, massa udara ( O2) menjadi faktor terpenting selain bahan bakar. Dalam udara yang panas, volume udara menjadi besar karena kerenggangan molekulnya, namun kerapatannya rendah sehingga massa yang dikandungnya kecil. Akibatnya, tidak cukup udara (O2) untuk membakar habis bahan bakar yang ada dalam silinder ( pembakaran tidak sempurna). Sisa bahan bakar ini ikut terbawake exhaust manifold dan terbakar disana sehingga suhunya meningkat. Engine yangmengalami overheating pada umumnya mengalami black smoke.
Marine operation
Sampai detik ini, diesel masih menjadi favorit sebagai motor utama penggerak kapal. Efisiensinya yang tinggi menjadi hal terbaik diantara engine – engine yang lain. Sebagai penggerak utama kapal, marine diesel engine diinstal dalam kondisi kamar mesin kapal yang cukup sempit dengan suhu yang panas. Kondisi ini membuat marine engine memiliki sistem pendingin yang memanfaatkan air laut sebagi media penukar panas. Penukar panas yang mengandalkan air laut sebagai media penukarnya banyak diaplikasikan di kapal. Untuk menjadikan sistem ini bekerja optimal, perencanaan pipa serta keterjaminan aliran air laut yang melewati penukar panas menjadihal yang kritis. Coolant yang terdapat dalam engine akan memindahkan panas pada saat melalui penukar panas. Panas tersebut akan dipindahkan ke air laut yang melewati pipa – pipa penukar panas, sehingga temperatur coolant yang bersirkulasi dalam engine akan turun. Kemampuan sistem pendingin dalam mengontrol temperatur engine sangat menentukan kinerja engine. Temperatur coolant yang terlalu tinggi membuatnya tidak mampu menurunkan suhu engine sesuai dengan temperatur optimalnya untuk beroperasi.
Overheating Sering terjadi debat kusir antara engine manufacturer dengan user, dimana hasil dyno test menjadi dasar debat tersebut. Dyno test dilakukan dalam kondisi lingkungan yang ideal, maka dariengine akan bekerja dengan optimum. Hasil dyno test akan sedikit banyak berubah ketika engine diinstal, kondisi lingkungan operasi yang tidak se-ideal kondisi lingkangn shop sedikit banyak mempengaruhi performa engine. OverheatingI menjadi salah satu faktor engine yang disorot, saat engine mengalami hal ini maka dapat dipastikan peforma engine tidak akan mencapai optimal. Dalam marine operation khususnya untuk engine yang digunakan sebagai penggerak utama kapal, overheating memiliki banyak faktor penyebab, antara lain :
• Cooling system
Paling pertama yang mencuri perhatian adalah sistem pendingin, seperti kita ketahui bahwa sistem pendingin marine engine sebagai penggerak utamakapal bergantung pada sistem pendingin air lautnya. Apabila aliran air laut ke penukar panas tidak lancar, bisa dipastikan panas yang dibawa coolant tidak bisa dibuang dengan baik karena media yang menjadi perpindahanpanasnya tidak tersedia dengan cukup. Dengan begitu coolant tidak bisa menurunkan suhu engine. Untuk memastikan ketersediaan air laut sebagai media pendingin, pompa harus dipastikan bekerja sesuai dengankapasiatasnya, tidak terdapat hambatan sepanjang pipa. Hambatan yang terdapat dalam sistem pendingin air laut terkadang merupakan kelalaian –kelalain, seperti majun yang tertinggal saat melakukan servis.
• Heat exchannger
Sistem pendingin tidak terlepas dari kinerja penukar panas, kerakyang timbul pada permukaan pipa – pipanya membuatnya kehilangan kemampuan untuk menghantarkan panas. Perlu diperiksa apakah penukar panas yang ada sudah dibersihkan dengan benar. Penukar panas yang tidak mampu bekerja secara optimal membuat temperatur coolant tidak cukup rendah untuk untuk menurunkansuhu engine.
• Air circulating system
Sirkulasi udara dalam kamar mesin harus menjamin kecukupan udara bagi engine untuk melakukan pembakaran. Desain air system yang baik harus mampu menjaga suhu kamar mesin maksimal 9 deg C dari ambient temperature yang diukur dari temperatur suhu udara di sekitar kapal. Maksimumsuhu udara kamar mesin yang memungkinkan engine bekerja secara maksimum adalah 49 Deg C. Suhu yang panas membuat udara dalam kamar mesin menjadi tipis dan renggang. Udara yang renggang ini dihisap oleh engine untuk digunakan dalam proses pembakaran. Dalam proses ini, massa udara ( O2) menjadi faktor terpenting selain bahan bakar. Dalam udara yang panas, volume udara menjadi besar karena kerenggangan molekulnya, namun kerapatannya rendah sehingga massa yang dikandungnya kecil. Akibatnya, tidak cukup udara (O2) untuk membakar habis bahan bakar yang ada dalam silinder ( pembakaran tidak sempurna). Sisa bahan bakar ini ikut terbawake exhaust manifold dan terbakar disana sehingga suhunya meningkat. Engine yangmengalami overheating pada umumnya mengalami black smoke.
berapakah temperatur heater pada diesel yg ideal? 70 sampai 90 atau lebih?
BalasHapusApakah overheat pada mesin diesel dapat menyebabkan Exhaust membara dan pijar?