Kapan Saatnya Turun Mesin ?
|
Masing-masing pemilik kendaraan beda-beda maunya, ada yang mau mesinnya sempurna dan ada yang sekedar asal masih bisa jalan dan sampai mesinnya tidak bisa hidup lagi baru turun mesin. Belum lagi ada pemilik yang mau menaikkan performance mesinnya. Kalau saya pribadi merasa perlu untuk turun mesin biasanya dengan pertimbangan:
Mesin sudah loyo, ring piston, bos klep dan dudukan klep sudah aus (asap berwarna gelap), suara kletek-kletek rocker-arm nyaring walaupun sudah disetel kerapatannya, suara"klek-klek" metal jalan sudah nyaring termasuk pen piston yang oblag.
Packing cylinder head sudah uzur, jalur oli dan air sudah bercampur (cirinya didalam mesin oli sudah berubah warna mirip kopi susu) atau sudah terjadi kebocoran kompresi ruang pembakaran.
Sering overheating karena tumpukan kerak kapur disaluran air pendingin (turun mesin setengah).
Keretakan di engine block (baik harus overhaul / bubut atau ganti engine blok)
Apa maksudnya turun mesin seluruhnya dan setengah?
Turun mesin setengah biasanya ada kerusakan atau perbaikan terhadap cylinder head saja, misalkan:
Membersihkan saluran air pendingin dari kerak kapur di cylinder head.
Overhaul klep, dudukan klep dan bos klep yang sudah rembes (kompresi mesin rendah atau tidak rata antara cilinder yang satu dengan yang lain).
Cylinder head melengkung atau terjadi keretakan dan perlu"dibubut".
Turun mesin seluruhnya berarti full over-haul yang umumnya melakukan:
Korter, atau oversize cylinder dan harus ganti piston dengan yang diameter lebih lebar (mulai 0.25, 0.50, 0.75 atau max. 1.00mm)
Harus ganti metal jalan dan metal duduk termasuk penggantian seluruh seal-seal.
Sekalian melakukan yang diatas (turun setengah mesin)
Kadang kerak kapur juga sudah menutupi"water jacket"(aliran air pendingin disekeliling silinder) dan ini harus turun mesin penuh juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar