Selasa, 01 November 2011
Overheating
Temperatur diesel yang panas adalah hal yang biasa,namun menjadi tidak biasa mana kala temperaturnya menjadi sangat panas. Diesel engine memiliki temperatur memiliki temperatur yang cukup panas,exhaust gas yang di hasilkan mencapai suhu kisaran 500 degC.Namun bagaimanapun juga, diesel memiliki batasan temperatur untuk membuatnya bekerja secara optimal.Cukup banyak kejadian yang mengisahkan bagiamana diesel mengalami panas yang berlebihan (overheating) saat beroperasi,padahal engine tersebut memiliki hasil yang baik saat dilakukan dyno test.Sampai detik ini diesel masih menjadi favorit sebagai motor utama penggerak kapal. Efisiensinya yang tinggi menjadi hal terbaik di antara engine–engine yang lain.Sebagai penggerak utama kapal, marine diesel engine di instal dalam kondisi kamar mesin kapal yang cukup sempit dengan suhu yang panas.Kondisi ini membuat marine engine memiliki sistem pendingin yang memanfaatkan air laut sebagai media penukar panas.Penukar panas yang mengandalkan air laut sebagai media penukarnya banyak di aplikasikan di kapal. Untuk menjadikan sistem ini bekerja optimal,perencanaan pipa serta keterjaminan aliran air laut yang melewati penukar panas menjadi hal yang kritis.Coolant yang terdapat dalam engine akan memindahkan panas pada saat melalui penukar panas.Panas tersebut akan di pindahkan ke air laut yang melewati pipa–pipa penukar panas, sehingga temperatur coolant yang bersirkulasi dalam engine akan turun. Kemampuan sistem pendingin dalam mengontrol temperatur engine sangat menentukan kinerja engine.Temperatur coolant yang terlalu tinggi membuatnya tidak mampu menurunkan suhu engine sesuai dengan temperatur optimalnya untuk beroperasi. Overheating Sering terjadi debat kusir antara engine manufacturer dengan user,di mana hasil dyno test menjadi dasar debat tersebut.Dyno test di lakukan dalam kondisi lingkungan yang ideal, maka dari engine akan bekerja dengan optimum. Hasil dyno test akan sedikit banyak berubah ketika engine di instal, kondisi lingkungan operasi yang tidak se-ideal kondisi lingkungan shop sedikit banyak mempengaruhi performa engine.Overheating menjadi salah satu faktor engine yang di sorot,saat engine mengalami hal ini maka dapat di pastikan performa engine tidak akan mencapai optimal. Dalam marine operation khususnya untuk engine yang di gunakan sebagai penggerak utama kapal, overheating memiliki banyak faktor penyebab, antara lain : • Cooling system Paling pertama yang mencuri perhatian adalah sistem pendingin, seperti kita ketahui bahwa sistem pendingin marine engine sebagai penggerak utama kapal bergantung pada sistem pendingin air lautnya. Apabila aliran air laut ke penukar panas tidak lancar,bisa dipastikan panas yang dibawa coolant tidak bisa di buang dengan baik karena media yang menjadi perpindahan panasnya tidak tersedia dengan cukup.Dengan begitu coolant tidak bisa menurunkan suhu engine. Untuk memastikan ketersediaan air laut sebagai media pendingin, pompa harus di pastikan bekerja sesuai dengan kapasitasnya,tidak terdapat hambatan sepanjang pipa. Hambatan yang terdapat dalam sistem pendingin air laut terkadang merupakan kelalaian – kelalain,seperti majun yang tertinggal saat melakukan servis. • Heat exchanger Sistem pendingin tidak terlepas dari kinerja penukar panas,kerak yang timbul pada permukaan pipa–pipanya membuatnya kehilangan kemampuan untuk menghantarkan panas.Perlu di periksa apakah penukar panas yang ada sudah di bersihkan dengan benar. Penukar panas yang tidak mampu bekerja secara optimal membuat temperatur coolant tidak cukup rendah untuk untuk menurunkan suhu engine. • Air circulating system Sirkulasi udara dalam kamar mesin harus menjamin kecukupan udara bagi engine untuk melakukan pembakaran. Desain air system yang baik harus mampu menjaga suhu kamar mesin maksimal 9 deg C dari ambient temperature yang di ukur dari temperatur suhu udara di sekitar kapal.Maksimum suhu udara kamar mesin yang memungkinkan engine bekerja secara maksimum adalah 49 Deg C.Suhu yang panas membuat udara dalam kamar mesin menjadi tipis dan renggang.Udara yang renggang ini di hisap oleh engine untuk di gunakan dalam proses pembakaran.Dalam proses ini,massa udara ( O2) menjadi faktor terpenting selain bahan bakar.Dalam udara yang panas,volume udara menjadi besar karena kerenggangan molekulnya,namun kerapatannya rendah sehingga massa yang di kandungnya kecil. Akibatnya tidak cukup udara (O2) untuk membakar habis bahan bakar yang ada dalam silinder (pembakaran tidak sempurna).Sisa bahan bakar ini ikut terbawa ke exhaust manifold dan terbakar di sana sehingga suhunya meningkat.Engine yang mengalami overheating pada umumnya mengalami black smoke.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar