Rabu, 07 Desember 2011

Reparasi Propeller


Kerusakan pada propeller khususnya pada daun propeller berpengaruh terhadap performa dari kapal dimana daya yang ditransferkan dari mesin tidak dapat di serap secara maksimal (dengan kata lain terjadi losses daya pada propeller). Sebagai contoh jika daun propeller mengalami bending atau bengkok maka kemungkinan terjadi perubahan pitch propeller untuk rasio r/R tertentu, hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan pada beban propeller (propeller load) sehingga untuk mencapai kecepatan servis dibutuhkan daya motor penggerak yang lebih besar (kurva beban propeller akan naik dan keluar dari kurva range daya mesin/engine envelope) dan jika dipaksakan maka motor induk akan bekerja dengan keras (MCR secara kontinu) hal ini akan membahayakan motor, jika digunakan secara kontinu maka kemungkinan motor akan rusak (batang piston, piston dan bagian-bagian bergerak lainnya).

Proses reparasi propeller kapal dilakukan ketika kapal berada di dalam dok (proses docking), umumnya kerusakan pada propeller terjadi pada bagian daunnya (blade) dimana daun propeller inilah yang menjadi prantara antara kapal dan air sehingga kapal dapat berjalan, sebagai contoh kerusakan pada daun propeller seperti : mengalami fouling, terjadi pengikisan akibat kavitasi, terjadi keretakan dan bengkokan (bending) akibat berbenturan dan sebagainya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya dengan kondisi propeller yang tidak optimum tersebut maka performa propeller akan turun.
Secara umum proses reparasi propeller berdasarkan jenis kerusakan atau permasalahan yang dapat terjadi adalah sebagai berikut :
Pengikisan daun propeller.
  • Bersihkan daun propeller
  • Lakukan penambahan bahan (sesuai material propeller) dengan las Pada bagian-bagian propeller yang mengalami pengikisan.
  • Setelah dilakukan penambahan ketebalan (las popok), selanjunya digerinda dan dihaluskan permukaan daun propeller hingga sesuai dengan kondisi awal dengan bentuk dan ketebalan yang sama.
  • Langkah terakhir adalah balancing propeller
Fouling dalam jumlah besar pada propeller
  • Bersihkan daun propeller dengan gerinda hingga semua fouling yang mempel dapat terlepas. Pastikan daun propelle tidak terkena gerinda pada proses ini.
  • Untuk sisa-sisa fouling yang masih menempel dapat dibersihkan dengan cairan kimia yang mendapatkan sertifikasi.
  • Lankah terakhir adalah meratakan permukaan daun propelle dengan grinda.
Keretakkan pada daun propeller
  • Pada bagian yang retak dipotong dan diganti dengan plat baru dengan ketebalan dan jenis material yang sesuai dengan propeller, penyambungan dilakukan dengan cara dilas.
  • Setelah disambung, kemudian digrinda (pada sambungan) sampai permukaannya halus dan ketebalan sesuai dengan ketebalan propeller.
  • Langkah terkahir adalah balancing propeller.
Bengkokan/bending dan patah pada daun propeller
  • Apabila bengkokan yang terjadi tidak begitu parah, maka daun propeller dapat diluruskan kembali dengan cara dipanaskan dan dipukul merata atau dipres hingga rata, yang harus diperhatikan adalah sudut rake propeller, pastikan tidak terjadi perubahan sudut.
  • Jika bengkokan yang terjadi cukup parah, maka sisi daun propeller tersebut harus dipotong dan disambung lagi dengan plat yang memiliki bahan dan ketebalan yang sama. Penyambungan dilakukan dengan las.
  • Pada sisi penyambungan digerinda hingga halus dan ketebalannya sesuai dan pada sisi tip propeller dibentuk sesuai dengan bentuk awal (dengan grinda).
  • Selanjutnya propelle dibalancing.
Proses pemotongan blade propeller
  • Proses pemotongan blade propeller, penyebab terjadinya pemotongan ini diakibatkan karena kerja engine menggerakkan propeller terlalu berat sehingga engine menjadi over heat dan merusak sebagian sensor panas yang dipasang pada sistem transmisi kapal. Solusi agar masalah ini terselesaikan adalah melakukan pemotongan sehingga mengurangi diameter propeller dan sesuai dengan beban yang mampu ditanggung engine.
    • Persiapan sebelum pemotongan adalah pembuatan mal yang telah disesuaiakan dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan. Mal yang dipakai disini terbuat dari kertas sampul, langkah pertama pemotongan adalah meletakkan mal pada blade yang akan dipotong kemudian dibuat pola sesuai mal pada blade menggunakan spidol.
  • Pemotongan dilakukan pada ujung blade sesuai dengan tujuan awal yaitu mengurangi diameter. Alat yang digunakan adalah gerinda potong dan orang yang berhak melakukan proses ini harus memiliki sertifikat dari klas.
    • Untuk mempermudah proses pemotongan bagian yang akan dipotong dibagi beberapa potongan kecil.
  • Setelah semua bagian terpotong maka langkah selanjutnya bagian ujung blade yang terpotong tadi dihaluskan menggunakan amplas atau gerinda, seluruh blade juga dipoles menggunakan gerinda supaya terlihat rapi dan indah.
Fig. III.6.1 Proses pemotongan blade propeller.
III.7 Balancing propeller
Setelah dilakukan perbaikan di atas selanjutnya adalah proses balancing propeller. Balancing propeller merupakan proses yang dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing daun propeller telah seimbang satu dengan yang lainnya. Tujuan dari balancing ini adalah agar tidak terjadi torsi yang tidak seimbang pada saat propeller berputar yang mana jika dibiarkan terus dapat mengakibatkan deformasi atau lenturan pada poros propeller dan getaran yang sifatnya fluktutatif dan merusak, sehingga dapat membahayakan.
Proses balancing propeller ini dapat dilakukan secara konvensional atau dengan alat khusus pengecek getaran dan keseimbangan.
Pada balancing secara manual dilakukan dengan menggunakan poros sederhana. Langkah-langkahnya sebagai berikut :
  1. Siapkan sebuah poros panjang dengan diameter yang sesuai dengan diameter bos propeller. Biasanya ukuran poros ini sudah tersedia di pasaran dengan ukuran yang sesuai dengan diameter hub propeller
  2. Masukkan poros tersebut ke dalam hub propeller dan berikan sedikit pelumas agar putarannya lancar.
  3. Berikan pengunci pada kedua sisi poros agar propeller tidak terlepas ketika diputar.
  4. Putar daun propeller dengan kecepatan tertentu hingga propeller berhenti dengan sendirinya akibat massa propeller dan gaya gravitasi.
  5. Lakukan langkah di atas beberapa kali hingga propeller berhenti dengan sendirinya.
  6. Jika propeller berhenti pada satu sisi daun propeller setelah dilakukan beberapa kali putaran (salah satu daun selalu berada dibawah) dimana propeller berhenti akibat perbedaan massa dari daun propeller, maka dapat dipastikan daun tersebut memiliki massa yang tidak sesuai (lebih berat) dari daun propeller yang lain. Sehingga dapat dikatan propeller tersebut tidak balance.
Untuk mengetahui seberapa banyak kelebihan massa dari daun propeller yang tidak balance tersebut, dapat dilakukan dengan menambahkan sedikit massa pada ujung daun propeller lain sebagai penyeimbang. Pemberat ini dapat menggunakan malam. Setelah diberi pemberat, selanjutnya propeller diputar kembali dan pastikan propeller dapat berhenti dengan sendirinya akibat massa dan gravitasi, jika masih belum balance tambahkan massa pemberat hingga terjadi balance.
Ketika propeller telah balance maka massa dari daun propeller yang tidak balance dapat dikatahui dari jumlah massa malam yang ditempelkan tadi sebagai penyeimbang. Dari massa tersebut kemudian dilakukan proses grinding hingga massa daun propeller dikurangi sejumlah massa malam pemberat.
Proses balancing dengan computer dapat memberikan hasil yang lebih presisi dimana propeller diputar dengan kecepatan yang dapat dikontrol, dan tingkat getarannya dapat dikontrol hingga kecepatan tinggi.
Fig. III.7.1 Proses balancing propeller

Tidak ada komentar:

Posting Komentar